Jembatan Ampera |
Jembatan Ampera |
Jembatan Ampera ini adalah Jembatan penghubung antara Seberang Ulu dan Seberang Ilir yang dipisahkan oleh Sungai Musi. Jembatan dengan panjang 1.117m yang memiliki dua menara ini sudah menjadi lambang dan merupakan kebanggaan masyarakat Sumatera Selatan kususnya Palembang.
Dahulu sebelum ada Jembatan Ampera warga Palembang
yang ingin berpergian dari hulu ke hilir dan sebaliknya dilalukan dengan
menumpang perahu ataupun kapal yang biasa membawa penumpang dari hulu
ke hilir dan sebaliknya. Namun, kapasitas angkut perahu dan kapal
pembawa warga dari hulu ke hilir dan sebaliknya tidak besar dan
membutuhkan waktu tempuh yang cukup lama. Atas dasar kepentingan rakyat
dan betapa penting juga mendesaknya kebutuhan jembatan bagi warga di
Kota Palembang maka para tokoh Palembang saat itu memohon dan
mengusahakan kepada Presiden Republik Indonesia pertama Ir. Soekarno
untuk segera dibangun sebuah jembatan di atas Sungai Musi guna
mempermudah laju mobilitas warga Palembang yang ingin bepergian dari
hulu ke hilir dan sebaliknya.
Dengan segalah upayah, kerja keras dan lobi para
tokoh Palembang dahulu, dimana saat itu Palembang dipimpin oleh seorang
Residen bernama Abdul Rozak bersama dengan para tokoh lainnya seperti
Panglima Palembang Brigjen Harun Sohar, dkk. akhirnya membuahkan hasil
dimana pada tahun 1963 Presiden Republik Indonesia pertama Ir. Soekarno
menyetujui untuk dibangun sebuah jembatan di tengah-tengah Kota
Palembang di atas Sungai Musi. Jembatan yang kelak lebih terkenal
dengan nama "Jembatan Ampera" dibangun dengan dana pampasan perang dari
Jepang, adapun waktu yang dibutuhkan untuk membangun jembatan itu adalah
± 3 tahun.
Pembangunan Jembatan Ampera |
Tahun 1965 jembatan tersebut selesai dibangun, jembatan yang
membentang di atas Sungai Musi tersebut berdiri dengan kokohnya dengan
segala fasilitas modern dan terbaik di masanya dimana saat itu jembatan
tersebut memiliki teknologi yang dapat menaik dan menurunkan badan
jembatan guna memudahkan kapal-kapal besar yang dahulu sering melewati
Sungai Musi Palembang juga jembatan tersebut diprediksi secara teori
mampu berdiri kokoh hingga 100 tahun kedepan. Awalnya jembatan ini deiberi nama Jembatan Soekarno, tetapi karena
peristiwa G-30-S PKI maka jembatan ini dirubah namanya menjadi Jembatan
Ampera ( Amanat Penderitaan Rakyat ).
Jembatan Ampera Saat Dinaikkan |
Jembatan tersebut
terbetang diatas Sungai Musi dengan panjang kurang lebih 1000 meter dan
tahukah kalian saat itu jembatan yang kelak bernama "Jembatan Ampera"
ini sempat menyandang predikat sebagai jembatan terpanjang di Asia
Tenggara.
Akhirnya sekarang jembatan yang dahulu dibangun
oleh prakarsa Presiden Republik Indonesia pertama Ir. Soekrano lebih
terkenal dengan nama Jembatan Ampera dan menjadi sebuah ikon utama dari
kota pempek Palembang. Di masa reformasi selepas lengsernya masa Orde
Baru yang dipimpin oleh Jenderal Soeharto sempat ada usulan untuk
menganti nama "Jembatan Ampera" menjadi "Jembatan Soekarno" sesuai
rencana nama awalnya, hal ini seperti yang terjadi dengan nama Stadion
Senayan yang dahulu saat era Orde Lama bernama Stadion Gelora Bung Karno
lalu saat era Orde Baru diganti Gelora Senayan dan saat Orde Baru
lengser kembali menjadi Gelora Bung Karno (GBK), namun usulan tersebut
ditolak oleh sebagian besar warga Palembang karena mereka sudah terbiasa
dan lebih familiar dengan nama Jembatan Ampera yang telah melekat
hampir setengah abad lamanya.
Jembatan Ampera pada waktu siang |
Jembatan Ampera pada malam hari |
Bagian bawah Jembatan Ampera |
Sekian Terimakasih.
Assalamualaikum wr wb :)